"Kebanyakan dokter hanya meresepkan obat untuk menutupi nyerinya. Solusi terbaik sebenarnya adalah mengatasi akar masalahnya," kata Jacob Teitelbaum, penulis buku Real Cause, Real Cure.
Bila Anda merasakan nyeri kronik yang sudah berlangsung lama atau nyeri akut yang diakibatkan cedera atau gerakan yang berlebihan, sebaiknya hindari penggunaan pereda nyeri terus menerus. Agar kita bisa terhindar dari ketergantungan terhadap pereda nyeri, tidak ada salahnya kita mengenal beberapa pemicu nyeri.
1. Rasa marah
Menyimpan rasa marah ternyata bisa menyebabkan timbulnya perasaan nyeri pada punggung. Dalam penelitian, orang-orang yang memilih untuk memendam rasa marahnya mengalami tekanan lebih pada otot-otot di sepanjang tulang belakang.
2. Sikap tubuh yang salah
Penggunaan komputer yang terlalu lama tanpa diimbangi sikap tubuh yang benar bisa menyebabkan nyeri. Meski duduk diam bukan sebuah aktivitas fisik yang mengerahkan tenaga, ternyata sikap statis dalam waktu lama akan mengganggu aliran darah dan kelenjar getah bening sehingga otot menjadi tegang dan kaku.
4. Si ponsel pintar
Berkat si ponsel pintar, kini kita semakin mudah terhubung dengan teman dan mencari informasi terbaru. Namun, ponsel pintar ini ternyata juga menjadi biang keladi rasa nyeri. Hal ini terutama jika Anda terbiasa "memegang" ponsel dengan cara menjepitnya di antara pundak dan telinga sehingga kedua tangan bebas melakukan pekerjaan lain.
Dalam jangka panjang, kebiasaan tersebut akan menyebabkan ketegangan pada bagian leher, pundak, bahkan pergelangan tangan. Siasati dengan menggunakan earphone jika Anda berniat ngobrol dalam waktu agak lama.
5. Berpikir buruk
Catasthorphing, atau meyakini situasinya lebih buruk dari kenyataan bukan hanya menambah rasa stres tapi juga menganggu kemampuan seseorang untuk menghadapi keseharian. Berbagai studi telah mengaitkan catastrophizing dengan meningkatnya persepsi akan rasa nyeri.
"Emosi dan nyeri diproses dalam area otak yang sama. Sehingga jika kita stres atau cemas, secara alami kita juga akan merasakan nyeri fisik," kata Andrew Bertagnolli, anggota dewan kepala American Chronic Pain Association.
6. Kurang tidur
Tubuh kita menghasilkan hormon pertumbuhan saat kita sedang tidur. Hormon ini diperlukan jaringan tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak sekaligus mengatasi rasa nyeri. Karena itu orang yang menderita insomnia beresiko tiga kali lipat menderita nyeri kronik.
source: kompas.com
wah info bagus :D
kurang tidur yang sering mah hehe
makasih infonya sangat bermanfaat,semoga sukses dan tetap berkarya.
thanks gan informasinya
informasinya bagus sekali gan
sangat berguna
makasih gan
salam kenal
maksih gan
semoga bermanfaat
semoga berguna gan
harus bisa menjaga kesehatan tubuh